RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

FK-UAZ Activity



Pada tanggal 21 nov-09, bertempat di Perkhidmatan Kesihatan (PK). FK-UAZ (Fakultas kedokteran Universitas Al-Zaytun Indonesia) bekerja sama dengan PMI menyelenggarakan Kegiatan Donor Darah Bagi seluruh civitas Al-Zaytun.
KarenA SETETES DARAH KITA SANGAT BERGUNA BAGI YANG MEMBUTUHKANNYA.




Read More......

FK-UAZ

Sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai tingkat kesadaran yang rendah di bidang kesehatan baik secara personal maupun masyarakat. Padahal kesehatan merupakan daasr utama pembentukan sumber daya manusia yang baik.

Penyediaan tenaga kesehatan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu tenaga kesehatan, khususnya dokter harus dapat menjadi fasilitator pendidikan kesehatan di masyarakat. Perwujudan pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Al-Zaytun Indonesia(FK-UAZ) adalah prioritas pada tahap pertama.

Pendirian FK-UAZ diawali kehadiran hospital kampus, didukung oleh 12 dokter siaga 24 jam dengan segala peralatan mutahkhir untuk melayani kasus-kasus kesehatan.




Read More......

apapun warnanya....


Ini semua persoalan warna. Maksud saya, setiap orang pasti memiliki warna



pilihan masing-masing. Dalam pengertian harfiah, itu sudah tentu. Entah kecenderungan untuk satu warna, dua warna, atau malah tidak memiliki pilihan warna sama sekali juga sah saja. Tiap warna tersebut punya satu hal yang dinamakan kesan. Entah yang sangat mendalam, entah tidak. Atau mungkin juga ada yang memilih hanya karena alasan suka. Tidak ada embel-embel lain. Ini masalah kesukaan.

Warna dalam hidup membuat rona. Kehadirannya akan membawa arti tersendiri. Bicara soal standar, tiap warna menjadi simbol dari makna-makna yang diciptakan manusia. Merah itu berani, putih itu suci, biru itu cerdas, kuning itu cerah. Tidak hanya itu tentu. Makna lain juga berkembang menyertai keberadaan warna. Merah itu marah, hitam itu gelap, putih itu polos, cokelat itu sederhana, dan sebagainya. Bicara soal warna dan manusia, maka tiap manusia telah memilih untuk memaknai rona mereka masing-masing.

Begitu juga hidup. Warna bagaikan jalan hidup yang dipilih oleh tiap manusia. Seperti juga satu hal yang menjadi kesukaan, ia bisa berganti dan bisa pula tidak. Ada yang menetapkan dengan sangat fanatik bahwa mulai sekarang hingga selamanya ia akan selalu memilih satu warna saja. Atau bahkan ada yang setiap saat bisa menemukan berbagai warna yang berubah sesuai dengan suasana hatinya. Dan mungkin ada pula yang dilanda kebingungan untuk mencenderungkan hati memilih mana warna yang menurutnya paling disukai. Juga ada yang sama sekali tidak mau memilih warna manapun, akibat tak berani menentukan pilihan. Yang jelas, ini semua persoalan hati. Pilihan itu menentukan jati diri. Begitu kira-kira kalau bisa disebut.

Ada yang mengatakan bahwa, memilih partai sama dengan memilih jalan hidup. Tapi banyak pula yang menyatakan bahwa tidak memilih partai tertentu berarti kebebasan. Tentu saja, tiap pilihan berbuahkan konsekuensi. Kenyataan pahit atau manis yang harus dihadapi. Menetapkan pilihan pada partai tertentu, berarti mengetahui segala konsekuensi yang berkenaan dengan pilihannya tersebut. Siap menerima kekalahan, atau punya mental untuk menghadapi kemenangan. Siap untuk dikenal, dikomentari, disorot, jadi pusat perhatian, dikritik, dicemooh, bahkan sampai dihujat. Atau mungkin berlapang hati bila ternyata tak satu pun atau sedikit sekali perhatian yang berhasil diraup walau usaha sudah jor-joran.

Demikianlah kehidupan. Tiap detiknya punya warna. Ia muncul karena diminati. Ia mencuat karena diangkat. Ia tergeser karena disenggol. Dan ia jatuh karena punya musuh. Selayaknya sikap seorang pemilih warna, mungkin hanya dirinya yang dapat melihat keindahan dan keelokan dari warna tersebut. Dan tak perduli cemoohan orang lain yang punya pendapat lain tentang pilihannya. Atau bila ia bukan hanya seseorang yang bisa memilih namun juga memperjuangkan warna pilihannya, maka bukan tak mungkin kemudian ia bisa membalikkan dunia untuk bersama-sama melihat warna tersebut lebih dekat, mengakui keindahannya, dan akhirnya menetapkan warna tersebut menjadi pilihan mereka.

Tidak ada sesuatu yang mustahil. Begitu yang seharusnya menjadi tiupan semangat dalam diri masing-masing kita. Sesuatu yang kecil sekarang, bisa jadi besar di masa datang. Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari, begitu ungkapan seorang ulama besar. Jadi, tak ada salahnya untuk memulai niat memilih satu warna kesukaan. Atau bila sudah memiliki pilihan, maka kuatkan keyakinan bahwa memang itu yang terbaik dari yang ada. Kehidupan adalah warna, apapun pilihan kita.




Read More......

Buah Nona Berpotensi Jadi Obat Antikanker



Buah mulwa atau sering dikenal dengan nama buah nona (Annona reticulata) berpotensi dimanfaatkan untuk obat antikanker dan gagal ginjal, kata dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Hamidah, MKes.

"Hasil penelitian menunjukkan buah mulwa atau buah nona mengandung senyawa acetogenin untuk antikanker dan alkaloid untuk mengatasi gagal ginjal," katanya usai ujian terbuka promosi doktor program pascasarjana di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, dengan adanya kandungan senyawa acetogenin dan alkaloid menjadikan buah tersebut sebagai salah satu komoditas pangan yang bernilai lebih dan berpotensi dimanfaatkan untuk kesehatan masyarakat.

"Namun menurut dia buah mulwa atau buah nona sekarang mulai sulit dijumpai karena tidak banyak lagi ditanam, padahal buah tersebut merupakan tanaman yang tergolong dalam 'genus annona' yang berasal dari daerah tropis dan memiliki kekerabatan dengan buah sirsak (annona muricata) dan srikaya (annona squamosa)," katanya.



Ia mengatakan semakin langkanya buah mulwa atau buah nona karena banyak orang yang kurang begitu menyukai rasa buahnya, serta jumlah panen buahnya relatif sedikit dalam satu pohon.

"Buah mulwa atau nona jarang ditanam, karena rasanya memang kurang enak. Namun buah itu mengandung bahan aktif bermanfaat, dan jika masyarakat menyadarinya justru bermanfaat untuk kesehatan," katanya.

Menurut dia, mengonsumsi buah-buahan dari alam sangat bermanfaat untuk menangkal berbagai penyakit dengan bertambahnya usia. "Jika kita kembali ke alam akan selamat, karena usia bertambah tua, maka perlu makanan yang sehat," kata lulusan doktor ke-1.037 dari UGM itu.

Dalam kesimpulan disertasinya yang berjudul "biosistematika Annona murricata L., Annona aquamosa, dan Annona reticulata dengan pendekatan numerik" diketahui variasi karakter fenotipe buah sirsak, srikaya, dan buah mulwa (nona) pada habitat yang berbeda.

"Namun hal itu tidak diikuti perubahan variasi karakter genotipe dan kedudukan takson berdasar kandungan alkaloid dan flavonoid," katanya.

Senin, 2 November 2009 | 08:03 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com



Read More......
 
Copyright 2009 Moondance. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy